Inilah Orang Yang Berjasa Menciptakan Makanan Jepang Paling Ikonik, Sushi
Sumber:japanesestation.com

Tentu saja, ada beberapa jenis sushi. Hanaya, disebut sebagai ayah dari “nigiri-zushi” atau jenis sushi yang ditekan dengan tangan. Ketika orang berpikir tentang sushi, mereka biasanya akan membayangkan tentang nigiri-zushi. Seperti gambar di bawah ini:

Sushi itu sendiri berasal pada
hidangan yang diimpor dari Cina kuno, di mana ikan yang diasinkan dan
kemudian dibungkus dengan nasi yang difermentasi agar tidak membusuk.
Ikannya bisa bertahan selama berbulan-bulan ketika dimakan, sedangkan
nasi yang difermentasinya tidak.
Namun, pada periode Edo (1603-1868), Jepang memodifikasi makanan ini dengan menciptakan suatu jenis sushi, yang dikenal sebagai haya-zushi, yang dibuat agar ikan dan nasi dapat dimakan pada saat bersamaan.

Selama abad ke-18, Edo (sekarang Tokyo) mengalami booming warung makan, yang mirip dengan restoran cepat saji modern saat ini. Sebagai bagian dari perkembangan menu, nigiri-zushi pun diciptakan, yang muncul selama kuartal pertama pada abad ke-19.
Yohei Hanaya (1799-1858) mendapat gelar sebagai penemu nigiri zushi bahkan pembuat cuka yang terbesar di Jepang waktu itu, Mizkan menyebutnya sebagai “bapak” dari sushi. (Walau, seperti yang Nihombashi Tokyo sebutkan, masih ada koki nigiri-zushi yang lain pada waktu itu.) Setelah menjual sushi-nya
di warung pinggir jalan, Hanaya akhirnya mendirikan restorannya
sendiri, yang dikenal sebagai “Yohei’s Sushi,” khusus untuk jenis sushi yang ditekan oleh tangan.
Berikut adalah gambar-gambar dari koki sushi tersebut dan restorannya. Sebuah plakat sekarang menandai tempat di Tokyo di mana nigiri-zushi Hanaya tercipta.


Dan seperti saat ini, sushi Hanaya adalah sushi yang populer di kalangan anak-anak. (Secara umum, anak-anak Jepang suka memakan kari, sushi, dan daging sapi panggang. Tentunya tidak pada saat yang bersamaan).

Sushi Hanaya adalah makanan
yang sangat populer sehingga banyak orang lain meminjam ciptaan Hanaya.
Di masa kini, bukan hal aneh jika hidangan inventif ditiru dalam suatu
persaingan. Contohnya adalah Cronut.
Walau Hanaya dikreditkan sebagai salah
satu makanan yang paling ikonik di Jepang, pemerintah Jepang awalnya
tidak mengenali dia atau ciptaannya.

Seperti yang Mizkan jelaskan,
ada bencana kelaparan di Edo pada tahun 1833, yang menyebabkan
Reformasi Tempo (1841-1843) yang menindak barang-barang mewah. Dikatakan
bahwa Hanaya dan ratusan koki sushi lainnya ditangkap, karena sushi telah melanggar hukum sumptuary
(hukum yang membatasi pengeluaran swasta pada makanan dan barang-barang
pribadi) pada saat itu. Reformasi tersebut gagal, hukum sumptuary tidak lagi ditegakkan, dan sushi kembali melanjutkan penyebarannya di seluruh Jepang.
Di masa kini, Yohei Hanaya tetap hidup melalui nigiri-zushi,
hidangan ikan mentah yang paling terkenal di Jepang. Bahkan ada
jaringan restoran yang diambil dari namanya. Yang menyediakan mie, sup,
dan, tentu saja, sushi.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar